google.com, pub-1396855558734503, DIRECT, f08c47fec0942fa0 JANGAN MEMPERMALUKAN TUHAN Kota Tangerang. | POSTJKT.COM
mgid.com, 748800, DIRECT, d4c29acad76ce94f

JANGAN MEMPERMALUKAN TUHAN Kota Tangerang.

Posted by:

Kota Tangerang, postjkt.

Amsal Salomo mengajarkan kita dalam kitab, Amsal 30:8 8 Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku, jumat (14/07)

Dalam film Fiddler on the Roof, tokoh Tevye berbicara blak-blakan kepada Allah tentang cara kerja-Nya: “Engkau membuat banyak, banyak sekali orang miskin.

Aku tahu miskin itu tidak memalukan, tetapi juga tidak terlalu terhormat! Jadi, apa salahnya kalau aku memiliki kekayaan sedikit saja?

Memangnya itu akan merusak suatu rencana agung dan kekal kalau aku jadi kaya?”
Berabad-abad sebelum pengarang Sholem Aleichem membuat Tevye mengucapkan kalimat yang jujur ini.

Agur menaikkan doa yang sama jujurnya tetapi sedikit berbeda kepada Allah dalam Kitab Amsal. Agur meminta Allah agar tidak memberinya kemiskinan maupun kekayaan cukup.

“makanan yang menjadi bagianku” (Amsal 30:8).
Ia tahu bahwa memiliki terlalu banyak harta dapat menjadikannya sombong, bahkan membuatnya bersikap seperti orang ateis menyangkal keberadaan Allah.

Di sisi lain, ia meminta Allah untuk tidak membiarkannya miskin karena hal itu dapat membuatnya mencemarkan nama Allah dengan mencuri milik orang lain (ayat 9).

Agur mengakui Allah sebagai satu-satunya penyedia semua kebutuhannya, dan meminta Allah memberikan yang “secukupnya saja”

Untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Doa Agur mengungkapkan kerinduannya akan Allah dan kepuasan yang ditemukannya di dalam Allah saja.

Kiranya kita memiliki sikap seperti Agur, yang mengakui Allah sebagai penyedia semua kebutuhan kita. Dalam usaha kita mengelola keuangan dengan cara yang memuliakan nama-Nya.

Marilah kita hidup dalam rasa cukup di hadapan Dia, yang tak hanya mencukupkan, tetapi memberikan lebih dari apa yang kita harapkan. MATIUS 6 : 33-34. 33.

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

34. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”

Jadi Tuhan tidak akan pernah meninggalkan manusia walaupun banyak keterbatasan keterbatasan dalam diri manusia itu.

TUHAN selalu mengajari kita untuk merenungkan kebenaranNya, yaitu mencari dahulu Kerajaan Allah sekaligus kebenaran Nya.

Mencakup kebenaranNya adalah, bagaimana kita supaya hidup bisa benar, baik dalam Perkataan, tingkah laku, sikap, karakter dan perbuatan kita yang tercermin dalam diri sebagai orang yang benar.

Kalau kita sudah benar tentu kita sudah menghormati dan menghargai Allah itu dengan penuh kehatian harian.

Alias kita akan takut berbuat dosa dan kesalahan. Oleh karena kita tidak yakin sepenuhnya kepada Allah maka timbullah,” Kekuatiran dalam hidup, seolah olah Tuhan tidak peduli dengan kita. Karena kitalah menimbulkan semua dalam hati.

Baik mengenai hidup hari besok dan seterusnya mengenai kebutuhan sehari hari kita. Firman TUHAN berkata,” Janganlah kamu kuatir akan hari besok.

Sebab hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. Jangan mempermalukan TUHAN dengan cara apapun.

Mari kita mendekat kepada TUHAN Allah tanpa ragu dan bimbang.

( Radius Sinaga )

[otw_is sidebar=otw-sidebar-7]

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Comments are closed.