google.com, pub-1396855558734503, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Kapolda Metro Jaya saja takut menangkap Raja Sapta Oktohari dan pengacaranya Natalia Rusli yang sudah jadi Tersangka dan DPO. | POSTJKT.COM
mgid.com, 748800, DIRECT, d4c29acad76ce94f

Kapolda Metro Jaya saja takut menangkap Raja Sapta Oktohari dan pengacaranya Natalia Rusli yang sudah jadi Tersangka dan DPO.

Posted by:

Jakarta, postjkt.com

Saat ini diketahui Natalia Rusli menjadi teman intim Tersangka Koperasi Pracico, Teddy Agustiansyah, dan menerima aliran dana dan aset ratusan Milyar dari Tersangka Koperasi Pracico antara lain kapal Timah dan tanah di Bali serta mobil Alphard B1 MTG yang diperoleh dari pencucian uang kasus Koperasi Pracico, Sabtu (18/03).

“Keduanya sudah jadi tersangka di kepolisian, namun kepolisian enggan menjalankan tugasnya menahan tersangka. Di jadikan Tersangka agar bisa jadi ATM Berjalan dan didiamkan seoama masih bisa kluar uang setoran. Krisis moralitas terlihat nyata.”

Alwi Susanto, korban Masyarakat yang membuat Laporan Polisi di Polda Metro Jaya sejak 2020 juga menyampaikan kekecewaan atas kinerja Polri.

“3 tahun saya melaporkan Raja Sapta Oktohari (RSO) yang mana uang saya 2 Milyar tidak dikembalikan RSO, malah saya digugat balik 450 Milyar oleh RSO.

Sudah gila ini moralitas, dimana Korban malah ditindas balik dan tidak mendapat perlindungan pemerintah. Kepada siapa dan bagaimanakah saya bisa meminta keadilan ketika kepolisian tidak bisa lagi menegakkan keadilan?”

LQ Indonesia Lawfirm menyoroti perubahan fenomena yang terjadi di kepolisian “Sangat sulit meminta aparat kepolisian untuk menjalankan tugas menangkap penjahat.

Kapolda Metro Jaya saja takut menangkap Raja Sapta Oktohari dan pengacaranya Natalia Rusli yang sudah jadi Tersangka dan DPO.

Jelas dan terang, Natalia Rusli melecehkan kepolisian dengan tidak kooperatif dan menolak hadir pemeriksaan polisi.

Namun, dimana Marwah Kapolda Metro Jaya, bukannya menangkap Natalia Rusli malah takut dan kabur dari tugasnya sebagai Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya.

“Malu saya, melihat seorang jenderal Polisi bintang dua dipecundangi oleh seorang wanita muda Natalia Rusli. Berarti benar kata Alvin Lim ketua kami, bahwa Natalia Rusli lah Kapolri sebenernya bukan Listyo Sigit.

Bagaimana Polri mau di hormati masyarakat jika moralitasnya krisis seperti ini?,” katanya.

Arfaiz / postjkt

[otw_is sidebar=otw-sidebar-7]

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Comments are closed.