google.com, pub-1396855558734503, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Kejih sekali seorang pengasuh pondok Pasyatren di Serang, merusak kegadisan anak di bawa umur. | POSTJKT.COM
mgid.com, 748800, DIRECT, d4c29acad76ce94f

Kejih sekali seorang pengasuh pondok Pasyatren di Serang, merusak kegadisan anak di bawa umur.

Serang, postbanten.net.

Pesantren tradisional Bani Ma’mun yang juga digunakan untuk padepokan di Kampung Badak, Desa Gembor Udik, Cikande, Kabupaten Serang, Banten, digeruduk massa yang geram.

Kejih sekali seorang pengasuh pondok Pasyatren di Serang, merusak kegadisan anak di bawa umur.

Warga tidak terima seorang pengasuh anak didik tegahnya merusak masa depan murid.

Dengan kemarahan warga Kampung Badak marah besar dan murkah.

Semua fasilitas pondok pasyatren habis di rusak.

Rencananya akan di ratakan dengan tanah, kepala kampung badak melarang, jika tidak rumah pengasuh pondok pasyatren juga titik sasarannya.

Warga marah dan merusak bangunan milik pengasuh inisial KH yang diduga melakukan pencabulan ke santriwatinya.

“Kami minta pada pihak polisi agar pihak pelaku pencabulan anaknya agar di hukum”, kata Danis (45) warga setempat.

Yang merusak mental anak bukan saja di sekolah negeri saja, tetapi di pondok pasyatren lebih gila lagi.

Anak-anak di bawa umur di perkosa, di rengut kegadisannya hal ini sudah biadab.

“Benar telah terjadi perusakan bangunan ponpes oleh sejumlah warga buntut dari peristiwa dugaan tindakan asusila yang dilakukan pimpinan ponpes,” kata Kapolres Serang AKBP Condro Sasongko, Minggu (1/12/2024), dikutip detiknews.com.

Menurut AKBP Condro Sasongko hal akan di lakukan penyelidikan lebih lanjut.

Sehubungan permintaan warga kasus pencabulan ini akan di anjurkan orang tuanya melaporkan perbuatan pihak pengasuh pondok Pasyatren akan dilakukan proses hukum.

Dari video yang beredar di masyarakat, warga menggeruduk rumah terduga pelaku inisial KH. Kaca dan bangunan dirusak massa yang melampiaskan kemarahan.

Ada warga juga yang merusak bangunan semi permanen.

Menurut informasi, anak-anak gadis yang pondok itu ia lakukan digitui.

“Anak gadis yang masih umur 15-18 tahun, sehingga anak itu nangis dan trauma”, tuturnya Nuryanti (15).

(hasan / feri)

[otw_is sidebar=otw-sidebar-7]

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Comments are closed.