google.com, pub-1396855558734503, DIRECT, f08c47fec0942fa0 PARA PECUNDANG MUNCUL SOK PAHLAWAN KESIANGAN | POSTJKT.COM
mgid.com, 748800, DIRECT, d4c29acad76ce94f

PARA PECUNDANG MUNCUL SOK PAHLAWAN KESIANGAN

Posted by:

Indonesia postjktc.com. Selasa, 13 Mei 2025. Sosok Kaum duafa adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang hidup dalam kemiskinan dan kesulitan ekonomi. Mereka mungkin tidak memiliki akses yang memadai ke sumber daya dasar seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Kaum duafa seringkali memerlukan bantuan dan dukungan dari masyarakat dan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

 

Dalam konteks sosial dan ekonomi, kaum duafa dapat meliputi:

 

– Orang-orang yang hidup di bawah garis kemiskinan

– Orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan atau penghasilan yang stabil

– Orang-orang yang tidak memiliki akses ke fasilitas kesehatan dan pendidikan

– Orang-orang yang hidup dalam kondisi lingkungan yang tidak sehat

 

Bantuan dan dukungan kepada kaum duafa dapat berupa:

 

– Bantuan ekonomi, seperti zakat, infaq, dan sedekah

– Bantuan sosial, seperti penyediaan makanan, pakaian, dan tempat tinggal

– Bantuan pendidikan dan pelatihan, untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan mereka

– Bantuan kesehatan, untuk meningkatkan akses ke fasilitas kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

 

Dengan memberikan bantuan dan dukungan kepada kaum duafa, kita dapat membantu meningkatkan kualitas hidup mereka dan mengurangi kemiskinan di masyarakat.

Pemimpin yang lahir dari lingkungan kaum duafa. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi,  biasa disapa kang Dedi. Pribadi yang tegas namun tetap humanis. Tidak butuh waktu lama, untuk mengeksekusi program yang ada dibenak. Tidak perduli tanggapan para penjilat dan politisi busuk, yang hanya banyak teori kerja minus. Kritikan miring yang keluar dari para pecundang, yang sok perduli namun, matanya buta, otak pintar namun hanya pintar untuk mikirin dirinya sendiri. Punya tangan dan kaki berat bekerja untuk kaum duafa. Para penjilat yang kata kaum elit, tidak sadar bahwa gaji dan fasilitas yang digunakannya, dibiayai oleh rakyat. 

Kritikan miring para elit yang di tujukkan kepada kang Dedi, terkait program pemulihan mental dan moral anak, yang di percayakan kepada TNI. Tidak asal memilih karna kang Dedi memilih TNI karna dedikasi yang tinggi, jujur, bersih, berwibawa dan tegak lurus pada pimpinannya. 

”Jawaban sang pemimpin, jika anda punya solusi keberpihakan kepada kaum duafa dan anak-anaknya, kami terbuka” Dikutip dari sosial media Dedi M.

Para pecundang, hanya makan gaji buta yang tidak bisa kerja, hanya mempermalukan dirinya sendiri dengan memuntahkan kritikan miring terhadap kebijakan-kebijakan yang dirasakan rakyat kaum duafa. Miris dan memilukan. Saatnya Indonesia bangkit dari dari moral yang sudah rusak, yang dipertontonkan para pecundang. Banyak masyarakat, hususnya saya pribadi purba, menyayangkan, para sindiran busuk itu. 

 

 

 

 

 

Red. Penulis switno purba

 

[otw_is sidebar=otw-sidebar-7]

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Comments are closed.