Secara umum arti perkara adalah: masalah atau persoalan yang perlu diselesaikan dengan baik. Contoh, dalam rumah tangga selalu ada ribut suami istri itu hal biasa. Itulah sebagai tanda sayang Antara kedua insan yang sudah dipersatukan Allah, rabu (12/07).
Seorang laki laki akan meninggalkan ayah dan ibunya, dan bersatu dengan istrinya menjadi satu daging.
Jadi inilah konsep pedoman hidup dalam berumah tangga, mereka bukan lagi dua melainkan satu. Jadi mereka akan selalu siap untuk setia dalam perkara kecil maupun perkara besar dalam rumah tangga.
Sudah tentu dalam rumah tangga suami istri harus bisa hidup saling jujur, benar, dan saling mencintai.
Sudah barang tentu banyak perkara perkara baik itu perkara kecil maupun perkara besar dihadapi dalam menjalankan mahligai rumah tangga. Lukas 16 : 10 berkata,” Barang siapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara perkara besar.
Dan barang siapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar dalam perkara perkara besar.
Jadi perkara secara rohani yang dimaksud adalah. Dalam kehidupan manusia ini kita sudah diperhadapkan banyak segala perkara, dimulai dari perkara makan minum, perkara pakaian, perkara kebutuhan, perkara keinginan, demikian juga perkara akan cita cita serta masa depan.
Jadi dalam aspek hidup manusia ini sejak lahir sudah memiliki perkara perkara dalam dirinya, baik itu perkara kecil maupun perkara besar.
Bahkan sampai matipun manusia itu masih tetap memiliki perkara, namun yang sangat paling penting dijunjung dalam hidup adalah, hidup dalam kebenaran, hidup dalam kejujuran, hidup takut akan TUHAN, hidup saling mengasihi dalam rumah tangga, hidup saling menghormati dan menghargai dengan orang lain.
Dan juga belajar hidup tulus dan ikhlas serta mempertahankan hati tetap suci dan tidak bernoda.
Jika kita tidak mau menghidupi kebenaran diatas, maka kita bukanlah bagian yang Tuhan maksud dapat dipercaya sebagai insan yang takut akan TUHAN.
Jika kita setia dalam perkara kecil maka ia setia juga dalam perkara besar. Karena dimulai dari yang kecil dulu baru dengan perkara yang besar.
Jadi perkara perkara kecil yang harus kita terapkan dalam diri sendiri. 1. Tidak membuang buang waktu dengan sia sia. Tegakkan kedisiplinan dari dalam diri sendiri. 2. Miliki rasa takut akan TUHAN,
Awali dengan doa sebelum melaksanakan aktivitas dan kegiatan kita. 3. Tanamkan rasa tanggung jawab dalam diri, dan berhati hati dalam melakukan hal hal negatif yang bersifat membahayakan diri sendiri.
Tumbuhkan berpikir secara dewasa rohani. Emosional dapat di kendalikan oleh akal sehat. 4. Membuang keegoan dalam diri maupun kepentingan diri sendiri.
Tanamkan rendah hati, dapat menjadi pusat perhatian orang dalam hal hal berpikir, tindakan, dan karakter. Matius 12 : 36-37. 36. Tetapi Aku berkata kepadamu: setiap kata sia sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkan nya pada hari penghakiman. 37.
Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum. Selama kita masih ada di bumi ini maka perlu kita hidup benar dan kasih.
Jangan suka menyakiti orang lain, ucapan ucapan bibir kita perlu di waspadai, hidup kita bisa menjadi teladan bagi orang lain, jangan bermain culas/curang. Ingatlah akan Firman TUHAN diatas.
Semua akan kita pertanggung jawabkan dihadapan TUHAN dihari penghakiman nanti. Mazmur Daud: Ajarlah kami menghitung hari hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.
Jadi pikiran manusia itu semestinya memikirkan tentang surga, dimana surga itu sudah disediakan TUHAN Allah yaitu. ” RUMAH BAPA. ” Jadi perkara kecil maupun perkara besar itu hanya dalam hidup di dunia fana ini saja.
Sekarang marilah kita mulai memikirkan perkara yang di atas, bukan yang dibumi ini saja. Surat Rasul Paulus kepada jemaat yang ada di Kolose. ( Kolose 3 : 1-2 ) 1.
Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang diatas, dimana Kristus ada, duduk disebelah kanan Allah. 2. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.
Mengenai perkara perkara di dunia ini Allah tidak pernah meninggalkan manusia itu. Allah selalu akan menyertai mereka dalam dunia ini, bahkan perkara dalam kekekalan pun sudah di sediakan bagi umatNya.